Kemarin

Kemarin, sengaja saya meminta cuti kerja sebab ada keperluan urgent. Waktu pembayaran kuliah sudah masuk deadline, sementara info terakhir dari staff kampus: belum bisa melakukan pembayaran via transfer bank. Berarti jauh-jauhpun, tak bisa ditawar lagi saya kudu datang ke kampus.

Ada rencana kecil sudah dipersiapkan dari rumah: mendaftar keanggotaan library dan bersantai-santai disana hingga sore hari menjelang, mau nanya-nanya mengenai English club, ingin tahu juga keberadaan kelas seni.

Sesampai di kampus, mereka bilang sudah tidak bisa melakukan pembayaran ditempat, Continue reading

Posted in Berbagi Cerita | Tagged | Leave a comment

Perempuan di Kaki Langit

Perempuan yang berdiri di kaki langit sewaktu matahari berpulang, siapakah: melukiskan siluet, gopoh-gapah rembang menyambut

Bayangan sendiri bersimpuh jua
pada tubir permulaan dan penghabisan yang sekali lagi disirna-ciptakan batas-batasnya dengan gigil, untuk kesekian

Salahkah senja memberi kekal pada ragu yang memuncak?

21st July 2013

Puisi ini dengan iseng saya lombakan pada @puisi360 di twitter. Beginilah ternyata rasanya pertama kali mengikuti lomba puisi, ada sedikit degdegan di hari penjurian, dan akhirnya tulisan saya tak ada yang melirik hiks.. Ya sudah, mungkin disini ada yang mau memberi apresiasi, atau ada penyair yang mau memberi petunjuk? #tabik

Posted in Berbagi Rasa | Tagged | 4 Comments

Penguat Alasan

Kau tahu, aku sudah menemukan penguat alasan untuk membiasakan diri bike to work. Bertanyalah, apa itu … Ah, kau menjelma berlian angkuh semenjak memilih mengganti bahasamu sendiri, diammu itu ternyata lebih pekat dari sekoloni awan penebar badai yang memasuki kota minggu lalu. Alasannya, baiklah, tentu saja selain kau, pengagumku. Tapi, tidakkah aku ingin mencintai bumiku ini? Tidakkah aku ingin membalas segala kebaikannya? Udara yang bersih, matahari yang tersenyum, tanah yang subur, pohon-pohon tinggi-lebat, padang rumput yang hijau, semak-ilalang, gunung-gemunung, senja yang merindu, hutan, hujan, malam yang teduh, …, apa lagi?

Kau tahu, seperti Parang Jati yang memilih untuk menjadi pelaku spritual kritik, mungkin Continue reading

Posted in Berbagi Cerita, Gowes | Tagged , | 7 Comments

Bingkai

(1)
Kau mencari sebuah lukisan, lukisan senja
Kau yakin ia di gudang tua itu, mungkin diantara barang-barang tua yang ahli mendongeng, cerita masa mudanya yang gagah. Mungkin

Ia juga terjebak menjadi pendongeng hingga ia sadar bingkainya telah koyak oleh waktu yang kian lapar. Kau masih ingat betul. Dahulu kita adalah pelukis ulung.

Kau ingat betul: sawah-sawah yang padi-padinya saling memagut, nyaris ditelan senja; kembang jati yang menyembunyikan kikuk kala kau dapati dirinya diam-diam memerhatikan bibir-bibir kita bertukar kata-kata laksana lidah kuncup mawar yang hening diwaktu subuh; bebukit, gunung-gemunung yang mulai kabur menjilati bulatan jingga seperti permen lollipop menuruni kaki langit. Continue reading

Posted in Berbagi Rasa | Tagged | 3 Comments

Di Gerbong Kedua

Kita berdua saja mulanya, kau: sebotol air mineral
dan aku
Kita larung dalam debat sunyi yang panas
Ini stasiun keberapa? Tanyamu
Sementara peluh dan kantuk bertukar kaos oblong, sulur-sulur rel menjaja diri
“Kau lihat itu!” ujarku. “Tubuhnya liat, tabah.” Terlalu bising untuk menjadi aku, bisiknya
Kau memang jelata sejati, kemana empat inderamu yang lain? Sahutku
Sedang kau pucat, wajahmu mengembun
setelah isi tubuhmu kandas pada tegukan terakhir, dan
bibirmu masih terasa rikuh
Kini suaramu nyaring. Angin nakal yang menggodamu dari celah kaca jendela
Aku cemburu
Sudah sampaikah kita? Tanyamu lagi
Kualihkan cemburu pada puisi: Hujan Bulan Juni; embun diwajahmu mulai kering
Tanyamu habis? Isyaratku tiba-tiba
Kau melengos ke celah jendela, mengangkat peluit dan memuntahkan jelaga ke udara
“Turunkan aku di stasiun berikutnya!”

10th August 2013

Posted in Berbagi Rasa | Tagged | 3 Comments

Muhasabah

Mungkin kita telah banyak mendengarkan tausiah—baik melalui media atau langsung bertatap muka dengan para Kiayi, Ustadz, Ustadzah, dll—yang menyeru-nyerukan agar menjauhi perbuatan zalim, tentu dengan gaya dan cara mereka masing-masing. Tapi saya sangsi mereka—atau kami atau kita—yang diseru itu sepenuhnya dapat memahami apa itu zalim.

Beberapa ahli bahasa mendeskripsikan zalim sebagai “wadl’u syai’a fi ghairi mahallihi” yaitu meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Sementara itu padanan kata zalim yang disebutkan dalam Al-Quran adalah baghyu yang juga sama maknanya dengan zhulm yaitu: melanggar atau merampas hak orang lain. Continue reading

Posted in Berbagi Pikir | Tagged , | Leave a comment

Senja Di Pelabuhan Kecil

Bukan, ini bukan judul puisi Chairil Anwar. Hanya judul sebuah foto yang saya ambil saat ngabuburit, sewaktu bersepeda melintasi Pelabuhan Biru-Waduk Jatiluhur. Ini memang pelabuhan kecil, dan mungkin terlalu kecil untuk disebut pelabuhan. Dan lagi-lagi, senja membawa kesempurnaan.

Posted in Berbagi Cerita | Tagged , | 2 Comments

Untitled

Surat kabar harian pagi ini: bila kau letih, biar
kali ini kau yang kutelanjangi, kata demi kata

27th July 2013

Posted in Berbagi Rasa | Tagged | Leave a comment

Sisi lainmu, mungkin juga aku

Tempatku terasa semakin sempit
Disini, jam menanggalkan satu-dua angkanya
burungnya puasa: kicau
dinding-dinding lebih tahu cara bertasbih
Sedang Kau, sudah tiba hampir separuh
Bilamana aku sempat menangis untuk
sebelas lampau yang hendak kumandikan?
Semoga kau lebih bergegas dari malaikat di malam takbir, katamu

19th July 2013

Posted in Berbagi Rasa | Tagged , | Leave a comment

Aplikasi Kamera di Android yang Wajib Dicoba

Saya tidak bilang ini aplikasi kamera terbaik, tapi menurut perspektif saya—selaku awam fotografi—aplikasi ini cukup keren. Sebelum melihat hasil jepretan saya, saya review sedikit mengenai BlackDroid yang saya gunakan. Samsung Galaxy Mini, berkamera 3,2 MP dengan OS sudah saya upgrade menjadi Android GingerBread. So, bagi Anda yang masih punya gadget serupa jangan berkecilhati;

1. Vignette. Berikut hasil jepretan saya; Continue reading

Posted in Berbagi Ilmu | Tagged , | 5 Comments